bintang jatuh dari kursor

bintang jatuh dari kursor

Senin, 01 Desember 2014

Bagian-bagian kapal



PENGANTAR KAPAL PERIKANAN
“BAGIAN-BAGIAN KAPAL “
Oleh :
HOTMAIA HARAHAP
1304112011
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN



FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014 


BAGIAN-BAGIAN KAPAL
               Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang di laut, pada semua daerah yang mempunyai perairan tertentu. Dengan adanya perbedaan tempat oleh perairan, yang memiliki sifat dan kedalaman yang berbeda-beda, maka diperlukan sebuah kapal yang mampu untuk melintasi perairan yang luas. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peranan penggunaan kapal pun ikut berkembang. Bila dahulu kapal hanya digunakan untuk sarana transportasi laut, maka sekarang ini kapal digunakan untuk membawa muatan, berperang, mencari minyak, ekspor/impor dan lain-lainya.
            Pada abad ini dan yang akan datang kapal masih berfungsi sebagai kebutuhan hidup di muka bumi ini, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu diperlukan peranan kapal,. misalnya untuk mengangkut orang atau barang, penelitian di laut, penambangan minyak dan, penangkapan ikan serta penambangan mineral lainnya.
Bentuk lambung kapal mempunyai fungsi tertentu yang tergantung, pada tiga faktor utama, yaitu jenis (macam) kargo yang di bawa, bahan baku kapal, daerah operasi (pelayaran) kapal.
Pengkhususan terhadap jenis muatan memberi dampak peningkatan efisiensi dan produktifitas. Karakteristik sebuah kapal akan berpengaruh terhadap konstruksi kapal tersebut. Berkaitan dengan konstruksi kapal tersebut sangat erat hubungan antara susunan kerangka utama dengan pelat-pelat kulit kapal sebagai konstruksi.
Kapal general cargo secara garis besar dibagi dalam beberapa bagian. Pertama lambung kapal (Hull) memiliki ruang kamar mesin, ruangan cargo lazimnya disebut palka. Kapal diharuskan memiliki alas ganda (double bottom). Hal ini akan menguntungkan karena bila terjadi kandas, cargo akan tetap selamat disamping itu berguna pula untuk tempat menyimpan bahan bakar serta ballast. Kedua bangunan atas/rumah geladak (out fitting) dimana fungsi utamanya digunakan sebagai tempat tinggal perwira kapal dan ABK. Semua konstruksi tersebut diatur dalam ketentuan badan pengklasifikasian kapal.
1.    Pembagian Lambung Kapal (Hull)
            Badan kapal biasanya panjang dan simetris terhadap bidang tengah memanjang kapal. Kapal pada umumnya di bagian tengah berbentuk persegi panjang dengan kedua sudut dibawahnya dibulatkan. Di haluan dan buritan bentuknya mendekati huruf V (fi). Bagian depan disebut haluan, bagian belakang disebut buritan, bagian bawah disebut alas (keel), dan kedua dinding disamping disebut lambung. Alas bersama lambung kiri dan kanan disebut kulit luar. Kulit luar yang berada di atas permukaan air atau jarak vertikal seluruh lambung kapal yang diukur dari tepi deck ke garis muat disebut lambung timbul (free board). Kulit kapal baja masing-masing pelatnya dapat dihubungkan dengan cara las. Bagian-bagian yang termasuk lambung kapal adalah:
       Dasar Berganda
Dasar berganda (Double Bottom) adalah dasar yang rangkap dua. Sebelah luar alas kapal dan sebelah dalam alas dalam (Top Tank) digunakan untuk :
      1. Mempertinggi keselamatan kapal di dalam pelayaran bila terjadi kerusakan pada dasar kapal.
2. Sebagai tempat “air ballast” bila kapal berlayar tanpa muatan.
3. Sebagai tempat penyimpanan bahan bakar, minyak pelumas dan air tawar.
      4. Dengan diisinya ruang dasar berganda dengan muatan cair dapat memperbaiki stabilitas.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_xpd7p-m2D990LW97UhGD1qo3Umfc5eAbTAIyKpWKM2SoP1jW6OY1Xhh2xGdlwNDwU3bEfSYd9K_3sRdZ7nlknLi9E_9zZKvMz0BGlVsarOSAKuYS8yseESqcrZlULgPMxkg8-fCYwpji/s1600/DS.png

 Gambar 1. Dasar ganda kapal
        Ruang Pemisah (Cofferdam)
Ruangan yang terdapat pada dasar berganda untuk memisahkan tangki-tangki yang diisi dengan cairan yang berbeda jenis.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEvfmX0wv7YckYmxpB0NgSUNucSn-ZNvWxM-sX_xRk4ysUDlkFZuOJVW4-a7LjWTy0g2Iqm0u9XyTBAMKVYmuTLWg090d1IlFB1TgnXFfdBdCeEkzhdIHmuqbQ4yed_4o5lYUggIqvaCN4/s1600/DS2.png

Gambar 2. Cofferdam
  Sekat Kedap Air (Bulk Head)
Sekat kedap air berguna untuk :
-          Membagi kapal atas beberapa bagian (kompertment) yang kedap air,
-          Menambah kekuatan melintang kapal,
-          Mencegah atau membatasi menjalarnya api apabila terjadi kebakaran dan air apabila terjadi kebocoran pada salah satu ruangan.
Ada 2 (dua) macam sekat kedap air yaitu :
1.Sekat Kedap Air Melintang (Transversal Bulk Head)
2. Sekat Kedap Air Memanjang (Longitudinal Bulk Head)
Banyaknya sekat kedap air melintang yang harus dipasang menurut ketentuan Solas adalah :
2.1 Satu buah sekat tubrukan (Collision Bulk Head)
2.2 Satu buah sekat kedap air kamar mesin bagian depan
2.3 Satu buah sekat kedap air kamar mesin bagian belakang
2.4 Satu buah sekat kedap air belakang (After Peak Bulk Head)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8_qkIsF23DxjMVH0GmJJAOXnHh9-Cp4lh0E3_Asg3FDCOoBpGBOjX_vafYCamdH6i_pP5QTAaaYyyIX_7erf2bM2q6Vkc1XQNTsyCOKFhV3JUwCoip21igBUDOQkAkj89aWqvhATsetdl/s1600/DS3.png
Gambar 3. Sekat melintang kapal
  Tangki Ceruk (Peak Tank)
Tangki Ceruk ada 2 macam antara lain: Ceruk Haluan (Fore Peak Tank), yaitu tangki yang dibatasi bagian depan oleh linggi haluan. Ceruk haluan dipergunakan untuk tangki ballas atau bak rantai jangkar. Ceruk Buritan (After Peak Tank) yaitu, tangki yang dibatasi oleh linggi buritan dan dinding sekat kedap air belakang. Ceruk buritan digunakan sebagai tangki air ballast.

Gambar 4. Tangki ceruk
  Linggi
Badan kapal dilengkapi oleh bagian depan dengan linggi haluan (Stem) dan bagian belakang dengan linggi buritan (Stern Post) yang merupakan ujung-ujung yang kokoh untuk suatu kapal.
Linggi Haluan (Stem)
Linggi haluan merupakan tempat untuk menempelkan pelaut kulit dan juga penguat utama di bagian ujung depan kapal. Seperti telah diterangkan di atas, linggi batang dipasang dari lunas sampai garis air muat dan ke atas dilanjutkan dengan konstruksi linggi pelat. Ada beberapa bentuk linggi haluan yang kita ketahui yaitu :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFE0AlOdQkkDSps_tMgyiiULPCG9137KsAuh3qqwFL6BsXsG1nCXjG6CBg9mmLCPR_4bV-8Jeqg6wvNnlbhJ48xS46JjwG7WG14VSiLTooBzFB7Cv6SUviZhEVwC2Z0gtzzdHZT7MKoDxF/s1600/DS5.png
 Gambar 5. Bentuk linggi haluan
Keterangan :
a.1. Linggi tegak (Vertical Stem)
a.2. Linggi condong (Racked Stem)
a.3. Linggi bulba (Bulb Stem)
a.4. Linggi Maier (Maier Stem)
a.5. Linggi Gunting (Clipper Stem)
a.6. Linggi Pemecah Es (Ice Breaker Stem)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtbrlC3Dg6ktCVyXl3PuxQ_UU-tpwxt7nZ_wZJMzd-qITzNa-cZSm1oVolUscCmrpXCHrJAwTGfU6n5FjnHBgizb3SoDnCF8lTgfAIIxZC0p-c7BVcvCkUNu-FTlsLt5ymI8_17E_dfwNY/s1600/DS6.png

Gambar 6. Konstruksi linggi haluan
Linggi Buritan (Stern Post)
Konstruksi linggi buritan adalah bagian konstruksi kapal yang merupakan kelanjutan lunas kapal. Bagian linggi ini harus diperbesar atau diberi boss pada bagian yang ditembus oleh poros baling-baling, terutama pada kapal-kapal yang berbaling-baling tunggal atau berbaling-baling tiga. Pada umumnya linggi buritan dibentuk dari batang pejal, pelat, dan baja tempa atau baja tuang. Ada beberapa bentuk linggi buritan antara lain:
Keterangan :
b.1. Bentuk Eliptik.
b.2. Bentuk Jelajah (Cruiser) dengan kemudi imbang.
b.3. Bentuk Jelajah (Cruiser) dengan kemudi gantung.
b.4. Bentuk Balok Lintang (Transom)
Kapal-kapal biasanya mempunyai konstruksi linggi buritan yang terbuat dari pelat-pelat dan profil-profil yang diikat dengan las lasan, sedangkan untuk kapal besar berbaling baling tunggal atau berbaling-baling tiga mempunyai konstruksi linggi buritan yang dibuat dari bahan baja tuang yang dilas. Dengan pemakaian baja tuang, diharapkan konstruksi liggi buritan dapat dibagi menjadi dua atau tiga bagian baja tuang yang akan dilas digalangan. Hal tersebut juga untuk mendapatkan bentuk linggi yang cukup baik. Pada kapal yang menggunakan jenis kemudi meletak tanpa balansir, linggi buritan terdiri atas dua bagian. Bagian tersebut ialah linggi kemudi dan linggi baling-baling. Linggi kemudi juga dapat dibuat dari baja tuang dengan diberi penegar-penegar melintang dari pelat. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan kekuatan yang cukup, akibat tekanan melintang kemudi pada saat diputar ke kiri atau ke kanan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga6sY_8uaLCUWsBC6QqPvBQwgVQeXHjPLImHn6M-IxvE9nVBMH687aSgqSjmOKRTWQ2oQ7nhq38XpUTTf5ENAytFBUkm3SojWgh6F0E4OidhNoxFAzScWHyFAzB8njGzHv5a3hH28xfz-2/s1600/DS8.png

Gambar 8. Konstruksi Bagian Belakang dengan LinggiKemudi
  Kemudi
Kemudi berfungsi untuk mengolah gerak kapal. Untuk menggerakkan daun kemudi yang berada di bawah permukaan air, dipergunakan mesin kemudi yang dihubungkan dengan poros kemudi pada ruang mesin kemudi. Mesin kemudi dapat dioperasikan dari ruang nahkoda yang berada di anjungan. Daun kemudi pada awalnya dibuat dari pelat tunggal dan penegar-penegar yang dikeling pada bagian sisi pelat. Jenis kemudi ini sekarang sudah diganti dengan bentuk kemudi pelat ganda, terutama pada kapal-kapal yang berukuran relative besar. Kemudi pelat ganda terdiri atas lembaran pelat ganda dan didalamnya berongga, sehingga membentuk suatu garis aliran yang baik (streamline),yang bentuk penampangnya seperti sayap (foil). Ada bermacam-macam bentuk dan jenis daun kemudi antara lain :
Ditinjau dari letak daun kemudi terhadap poros, kemudi dapat dibedakan atas:
a. Kemudi biasa, yaitu kemudi yang mempunyai luas daun kemudi yang terletak dibelakang sumbu putar kemudi (Gambar a).
b. Kemudi balansir, yaitu jenis kemudi yang mempunyai luas daun yang terbagi atas dua bagian, didepan dan dibelakang sumbu putar kemudi (Gambar b).
c. Kemudi setengah balansir, yaitu jenis kemudi yang bagian atas termasuk kemudi biasa, tetapi bagian bawah merupakan kemudi balansir. Kemudi bagian bawah dan atas tetap merupakan satu bagian (Gambar c). Kalau ditinjau dari penempatannya, daun kemudi dibedakan menjadi:
a. Kemudi meletak, yaitu kemudi yang sebagian besar bebannya ditumpu oleh sepatu kemudi (Gambar a dan b)
b. Kemudi menggantung, yaitu kemudi yang sebagian besar bebannya disangga oleh bantalan-bantalan kemudi digeladak (Gambar d)
c. Kemudi setengah menggantung, yaitu kemudi yang bebannya disangga oleh bantalan-bantalan pada tanduk kemudi (Gambar c dan e).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEzOh8FGHhFm-q5Z4aXpUIwcQcWO7Qwl6si7j7VPpTqiR1YqHKzSdjmpuWZlWYeSdEnY2kfTkMH077LHMWmxIJH4PY5698cVlcBep_Ayu420nImJRu1PAlXRb6CnfA4gu7o2udnBWZOhwh/s1600/DS9.png

            Gambar 9. Bentuk dan jenis kemudi
  Kamar mesin
Kamar mesin adalah kompartemen yang sangat penting pada sebuah kapal. Di tempat inilah terdapat mesin penggerak kapal yang biasanya dinamakan mesin induk atau mesin utama. Di kamar mesin pula terletak sumber tenaga untuk membangkitkan listrik yang berupa generator listrik, pompa-pompa, dan bermacam-macam peralatan kerja yang menunjang pengoperasian kapal. Konstruksi kamar mesin dibuat khusus karena adanya beban-beban tambahan yang bersifat tetap, seperti berputarnya mesin utama dan mesin lainnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtM7nSIStFS9fQpWZ8jipLPTQzMwU0hAMtZony9oT2kRqUjO1Xv-SPALOaksT_jAHlt18X2R170ZDx_ypDJR17cgDBe70MueaueyB6uK3f3IGy7i6iyXya64ILKYrhwV_nKH8eSV1T6zvq/s1600/DS10.png

Gambar 10. Konstruksi kamar mesin dibelakang
Keterangan gambar:
1. Mesin utama
2. Generator
3. Wrang kamar mesin
4. Tangki pelumas cadangan
5. Poros antara
6. Poros baling-baling
7. Baling-baling
8. Kemudi
9. Tangki air tawar
10. Cerobong asap
2.    Geladak (Deck)
Lapisan yang menghubungkan bagian atas kapal disebut deck atau geladak. Geladak ditopang oleh balok geladak. Geladak dibuat tidak datar, akan tetapi melengkung ke arah melintang yang disebut cembung geladak atau camber dan mendukung ke arah memanjang disebut lengkung geladak atau gaing. Geladak paling atas yang menerus sepanjang kapal disebut gladak utama (main deck). Bangunan atas bagian belakang yang ada di kapal disebut kimbul. Lebar kimbul biasanya selebar kapal dan terletak pada geladak kekuatan bagian belakang atau buritan kapal. Peletakan dan bagian bagian kimbul diperlihatkan pada gambar berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-HDorYPR-NFuC-Dms06eOLuEvnUGJ6OHJlLuD7olHDzzsSIAWaP49dwu53BP7DIJEo3T4Lo_NJYFPNLTKMl29gkDhyKLhtZQgV03AEb2f68eGft61Qs14c1cXdUZ97MJ1mWPA4D8wMLqX/s1600/DS11.png

Gambar 11. Bangunan atas bagian belakang
Keterangan gambar:
1. Bangunan atas belakang              8. Ruang muat
2. Bangunan atas                              9. Geladak utama
3. Bangunan atas                            10. Geladak kimbul
4. Rumah geladak                           11. Geladak jembatan
5. rumah geladak                            12. Geladak
6. Ceruk buritan                              13. Geladak navigasi
              7. Kamar mesin
Bangunan atas yang terletak di bagian depan disebut akil. Peletakan akil diperlihatkan pada gambar berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-HDorYPR-NFuC-Dms06eOLuEvnUGJ6OHJlLuD7olHDzzsSIAWaP49dwu53BP7DIJEo3T4Lo_NJYFPNLTKMl29gkDhyKLhtZQgV03AEb2f68eGft61Qs14c1cXdUZ97MJ1mWPA4D8wMLqX/s1600/DS11.png

Gambar 12. Bangunan atas bagian depan
Keterangan gambar:
        1. Geladak akil            4. Bak rantai
        2. Geladak utama       5. Ceruk haluan
        3. Akil                          6. Ruang muat
Akil juga merupakan penerusan ke atas dari pelat kulit pada bagian depan kapal.Dengan adanya bangunan atas tersebut akan mengurangi masuknya air laut pada saat kapal bergerak maju. Ruangan pada akil digunakan untuk pergudangan, terutama untuk fasilitas peralatan pelayaran seperti tali-temali. Di bawah ini diperlihatkan susunan peralatan pada geladak akil.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFKe_GGKJdKwf0RvoR60BB2ZrKtMX06jj1djn9RmeKlhYIvr1qUR7S38Ww3yBZjgorMuLIChFQFHqkG_ABmsbrlPZDAymXWvAUBlJMDNTFdpGa8SpX-8tltP5sv12EwYyfF79R60bQF4R0/s1600/DS12.png

Gambar 13. Susunan peralatan pada geladak akil
Keterangan gambar :
           1. Mesin jangkar             6. Jangkar
           2. Bolder                         7. Pagar pada geladak utama
           3. Ventilasi                      8. Pagar pada geladak akil
           4. Fair lead                      9. Geladak akil
           5. Geladak utama         10. Penahan rantai
Geladak akil ada juga yang dilapisi kayu,sehingga pelat geladak terlindung dari cuaca. Rumah geladak adalah banguan di atas geladak kekuatan yang diletakkan di luar 0,4 L bagian tengah kapal atau yang mempunyai panjang lebih kecil dari 0,2 L atau 15 m dan sisi-sisi tidak selebar kapal. Pada umunya rumah geladak diletakkan di atas bangunan atas, baik di depan atau di tengah kapal. Rumah geladak yang teratas dipakai untuk ruangan kemudi, ruang peta, dan ruang komunikasi radio. Selama pelayaran, kapal dikendalikan dari ruangan ini. Di atas geladak kimbul diletakkan rumah geladak yang sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 14. Rumah geladak
Keterangan gambar:
1. geladak uatama
2. Rumah geladak
3. Ruang kemudi
4. Cerobong asap

Olah Gerak Kapal

Berlabuh jangkar dengan rantai jangkar 3 segel diair = posisi kapal berlabuh jangkar dimana segel ketiga pada rantai jangkar berada dibawah permukaan air dan jangkar dalam keadaan makan
Fungsi jangkar selain berlabuh jangkar :
  • Ø Membantu olah gerak kapal sewaktu sandar dan lepas sandar
  • Ø Untuk membantu olah gerak kapal mundur agar haluan tetap bergerak lurus
  • Ø Untuk mengurangi akibat terjadinya tubrukan
  • Ø Untuk berputar si perairan yang sempit
  • Ø Untuk mengetahui apah jangkar yang sudah diletgo makn atau tidak
Pertimbangan pertimbangan untuk berlabuh jangkar dengan baik :
  • Ø Tempat berlabuh sesuai dengan sarat kapal
  • Ø Tempat belabuh cukup untuk berputar kapal
  • Ø Tempat berlabuh jauh dari bahaya navigasi
  • Ø Transportasi lancar
  • Ø Komunikasi tidak terganggu
Hubungan antara panjang rantai jangkar yang diarea dengan dalamnya laut adalah 1 : 3 artinya, 1 meter kedalaman perairan maka rantai jangkar yang diarea 3 meter. Semakin dalam sebuah perairan, maka perbandingan rantai yang diarea semakin kecil.
Jangkar makan bila  kondisi berlabuh jangkar, dimana jangkar yang diletgo telah mengait pada dasar perairan, dan dapat menahn berat kapal beserta isinya walaupun dapat pengaruh arus dan angin
Jangkar menggaruk bila kondisi berlabuh jangkar dimana jangkar yang diletgo tidak mengait pada dasar perairan, dan tidak dapat menahan kapal beserta isinya.
Pertimbangan dalam menentukan panjang rantai jangkar yang akan digunakan untuk berlabuh, panjang rantai harus disesuaikan dengan :
  • Ø Keadaan perairan
  • Ø Jenis dasar perairan
  • Ø Lama berlabuh
  • Ø Tujuan berlabuh
  • Ø Sesuai dengan kedalaman air
Olah gerak berlabuh jangkar di perairan dangkal :
  • Ø Dekati tempat berlabuh dengan kecepatan seperlunya, usahakan melawan arus
  • Ø Setelah jarak dengan tempat berlabuh kira-kira 4-5x panjang kapal, mesin stop sehingga kapal dapat mendekati tempat berlabuh dengan sisa laju
  • Ø Setelah tiba ditempat yang tepat, untuk mengurangi sisa laju maju, mesin mudur seperlunya
  • Ø Setelah kapal mulai bergerak mudur, letgo jangkar yang berada diatas angin
  • Ø Haria rantai jangkar sesuai keperluan, dan apabila rantai jangkar dari kendor kemudian kencang dan kembali mengendor lagi pertanda jangkar telah mengait dasar laut (makan)
Faktor yang mempengaruhi olah gerak kapal :
  • Bentuk kapal : perbandingan antara panjang dan lebar kapal sangat mempengaruhi olah gerak kapal terutama untuk berputar. kapal yang pendek umumnya lebih muidah berbelok dibanding dengan kapal yang lebih panjang.
  • Jenis dan kekutan tenaga penggerak : masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri sendiri, akan tetapi mesin diesel sangat menguntungkan dan mempunyai kelebihan dibandingkan mesin torak dan mesin uap
  • Jumlah dan macam letak baling baling : kapal dengn baling baling ganda akan lebih mudah mengolah gerak dibanding kapal yang berbaling baling tunggal
  • Teritip : kulit kapal yang tebal teritipnya akn memperbesar tahanan akbibatnya, akn mempengaruhi kecepatn dn kemampuan olah gerak disebabkan karena semakin tebal teritip yng menempel pad kulit kapal maka semakin besar pula gaya gesekan yang timbul
  • Keadaan pemuatan : kapal yang bemuatan penuh kan lebih bik kemampuan olah geraknya, dibanding kapal kosong., karena hal ini sngat erat terhadap keberadaan trim kapal (trim by head, trim by stern)
  • Ø Kedalaman air : Faktor ini akan menimbulakan gejala penyerapan atau penghisapan bahkan kemungkina kapal sukar untuk dikemudikan
  • Ø Jarak antar kapal : Apabila jarak kapal terlalu dekat, maka dapat menimbulkan gaya penghisapan, bahkan bukan tidak mungkin terjadi apabila dua kapal sedang berlayar dengan jarak yang cukup dekat, akan terjadi tubrukan
  • Ø Ombak/gelombang: ombak dari depan, kapal akan mengangguk, ombak dari samping kapal akan oleng
  • Ø Arus : arus pada dasaranya mempengaruhi keseluruhan badan kapal, akan tetapi kapal yang sarat besar, pengaruh arusnya lebih besar dibanding dengan kapal kosong
  • Ø Angin : angin sangat berpengaruh terhadap olah gerak kapal,terutama bagi kapal, yang mempunyai lambung tinggi, ataupun kpal yang dlam keadaan kosong.
Informasi yang perlukan pandu dari nahkoda :
  • Sarat kapal
  • Panjang kapal
  • Jenis muatan
  • Arah putaran baling baling
  • Posisi telegraf
  • Pelabuhan asal/pelabuhan tujuan
  • Nama keagenan setempat
  • Nama perusahaan pelayaran
Informasi yang diperlukan nahkoda dari pandu :
  • Kondisi alur pelayaran
  • Sarana bantu navigasi perairan setempat
  • Kondisi lalu lintas
  • Tempat berlabuh
  • Tempat sandar
Aba aba kemudi
  • Kanan 5 , 10, 15, 20, 25, 30
  • Kiri 5 , 10, 15, 20, 25, 30
Aba aba telegraf mesin
  • Dead slow a head ( maju pelan sekali)
  • Dead half a head ( maju pelan)
  • Dead full a head ( maju penuh)
  • Dead slow astern ( mundur pelan)
  • Dead half astern ( mundur setengah)
  • Dead full astern ( mundur penuh)
  • Stop by enginee ( mesin stop)
  • Finish with enginee ( matikan mesin)
  • Full away
Stand by engine : kondisi dari pada mesin kapal yang siap untuk melakukan olah gerak, dimana biasanya posisi telegraf pada posisi stand by
Starboard twenty : perintah kemudi dari nahkoda/mualim jaga kepada juru mudi, untuk menyimpangkan kemudi kekanan 20 º
Single up foreward and aft : buka satu tali dari haluan dan buritan yang tujuannya untuk perhatian kepada ABK yang betugas dihaluan dan buritan bahwa kapal telah siap untuk melakukan olah gerak lepas sandar
Let go all lines : perintah untuk ABK yang bertugas di haluan dan buritan untuk melepas semua tali yang mengikat kapal di dermaga
Full away : perintah nahkoda untuk penggunaan mesin secara penuh dengan pertimbangan kapal telah melewati alur, traffic atau bahaya navigasi, sehingga kapal dianggap aman untuk menggunakan mesin secara penuh
Hard port : perintah aba aba kemudi dari nahkoda/mualim jaga untuk menyimpangkan kemudi kekiri penuh (35º)
Master command and pilot advice : keberadaan pandu diatas kapal hanya sebagai penasehat nahkoda, sedangkan tanggung jawab penuh ditangan nahkoda.
UKC = Jarak tegak kapal yang diukur dari lunas kapal sampai dasar perairan.
NUC = Kondisi daripada kapal tidak dapat dikendalikanm, diakibatkan kerusakan sehingga terganggu olah gerak
Jarak henti = jarak kapal dari maju penuh, yang diukur dari mesin stop, kemudian mesin mundur smpai kapal berhenti kecepatannya terhadap air
Kisar baling baling = selisih jarak tempuh antara putaran baling baling dengan jarak yang sebenarnya
  1. Tali tross depan : untuk merapatkan badan kapal bagian depan, dan menahan kapal agar tidak bergerak mundur.
  2. Tali melintang depan :  untuk menahan kapal bagian haluan agar tidak renggang dari dermaga
  3. Spring depan : menahan kapal agar tidak bergerak maju
  4. Spring belakang : menahan kapal agar tidak bergerak mundur
  5. Tali melintang belakang : untuk menahan buritan kapal agar tidak renggang dari dermaga
  6. Tross belakang : untuk merapatkan badan kapal bagian buritan danmenahan kapal agar tidak bergerak maju
Keuntungan baling baling ganda dibanding baling baling tunggal
  • Kapasitas kerja lebih besar
  • Kapal lebih laju
  • Mudah diolah gerak
  • Bagian poros baling baling kecil sehingga mudah untuk disimpan
  • Apabila kemudi rusak kapal masih dapat dikendalikan
Kerugian baling baling ganda dibanding baling baling tunggal
  • Biaya perawatan mahal
  • Banyak memakan ruang kamar mesin
  • Memerlukan pemeliharaan yang khusus
  • Kemungkinan terbelit tross buritan lebih besar
5 percobaan olah gerak kapal turun dari dock :
  • Ø Steering gear test
  • Ø Anchor gear test
  • Ø Zigzag manouvering test
  • Ø Chrest stopping test
  • Ø Turning circle test
Fungsi dari Lingkaran putar :
TRANSFER
HANYUT                                     PIVOTING
POINT
  • Ø Untuk berputar pada perairan yang sempit
  • Ø Untuk menghindari bahaya navigasi yang tiba tiba muncul didepan haluan
  • Ø Sebagai whell over point saat belok
  • Ø Salah satu metode olah gerak untuk menolong orang jatuh kelaut
Situasi kapal saling berhadapan pada alur pelayaran sempit



A                                                                                                              B
  • Ø Kapal  A melakukan komunikasi dengan kapal B
  • Ø Kapal A mempertahankan kecepatan untuk melewati tikungan terlebih dahulu, karena kecepatan kapal A mengikuti arus
  • Ø Kapal B, stop mesin atau berhenti dari kecepatannya untuk memberikan jalan kapal A melewati tikungan terlebih dahulu, karena kapal B melawan arus
Kapal sandar kiri



  • Ø Dekati dermaga dengan kecepatan seperlunya dan melawan arus
  • Ø Setelah tiba ditempat yang diperkirakan akan berjarak 4-5 x panjang kapal, stop dan arahkan haluan kapal membentuk sudut lancip terhadap dermaga
  • Ø Tiba diposisi 1, mesin mundur seperlunya, kemudi tengah tengah, sehingga kapal tiba diposisi 2
  • Ø Kirim tross depan kedermaga untuk mendekatkan buritan, mesin mudur seperlunya, maka kapal tiba diposisi 3
  • Ø Pada posisi 3 kirim tross buritan kedermaga, hibob secara bergantian, sehingga kapal merapat kedermaga seperti pada posisi 4

Mengambil belokan dengan menurut arus : apabila berlayar lebih dekat pada sisi belokan sebelah dalam selama sarat dan dalam airnya mengijinkan bahwa gerakan membeloknya kapal dibantu oleh arus bila arus itu kuat maka pada waktu menikuti belokan sisi luar maka buritan akan kena dasar disebabkan berputarnya akan terlalu cepat.
* Melayari tikungan sungai yang tajam. Pada posisi (1) kapal sedapat mungkin keadaan ber-henti kemudian mesin menuju penuh kemudi cikar kanan. Kapal akan berada di pos (2) dan (3) bila pada pos (3) dirasa kapal kurang mem-belok ke kanan maka mesin dimundurkan dan kemudi kiri sehingga kapal tiba pada pos (4) cukup maju terus.

Kapal sandar kanan
  • Ø Datang dengan kecepatan secukupnya, usahakan melawan aru dan sejajar dengan dermaga
  • Ø Mesin stand by dan jangkar kiri siap di letgo
  • Ø Setelah kapal tiba pada posisi 4-5x panjang kapal jarak dengan dermaga, mesin stp
  • Ø Kapal mendekati dermaga dengan sisa laju tiba pada posisi 1, mesin mundur seperlunya, sehingga kapal tiba pada posisi 2, kirimtali tross depan kedermaga dengan tali buangan
  • Ø Sambil tross dihibob, mesin maju sepenuhnya, dengan kemudi kiri sehingga kapal mendekati dermaga
  • Ø Kirim tross belakang kedermaga pada posisi 3 dan hibob secara bergantian hingga kapal merapay didermaga seperti posisi 4
Kapal sandar kiri dengan angin dari laut
  • Ø Stand by jangkar kanan untuk diletgo
  • Ø Dekati tempat berlabuh dengan kecepatan seperlunya
  • Ø Apabila jarak kapal dengan dermaga 4-5x panjang kapal, pada posisi 2 mesin stop sehingga kapal mendekati dermaga dengan sisa laju yang ada
  • Ø Tiba pada posisi 3 berjarak 1x panjang kapal kedermaga, jangkar kanan di letgo dan atu rantai sedemikian rupa sehingga kapal mendekati dermaga dengan cukup perlahan, karena dorongan angin dari laut
  • Ø Tiba pada posisi 4 jika jarak dengan dermaga cukup dekat, kirim tross haluan kedermaga dan diikat didemaga
  • Ø Untuk memperdekat buritan kedermaga bantu dengan mesin mudur, dan setelah jarak dengan dermaga cukup dekat kirim tross buritan kedermaga
  • Ø Apabila tross buritan telah diikat, hibob secara bergantian antara tross depan dengan tross belakang, atur kekecangan rantai jangkar hingga kapal dapat merapat didermaga dengan aman
  • Ø Pada posisi 5 kirim tali tali yang lain ke dermaga untuk keamanan kapal sandar.
·         
·         
·        164 4.2.1.1. Mengoperasikan dan merawat mesin penggerak utama
·        Operasional motor adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengoperasikan dan menjalankan mesin secara baik dan benar agar dalam pengoperasian tidak terjadi kesulitan dan kerusakan yang terjadi akibat dari kesalahan prosedur pengoperasian motor induk. Oleh karena itu dalam pengoperasian motor induk harus mengetahui spesifikasi dan bagian-bagian motor induk tersebut.
·        A. Mengoperasikan mesin penggerak utama
·        Dalam mengoperasikan motor diesel harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
·        Persiapan sebelum mengoperasikan motor
·        Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan motor induk meliputi : - Memeriksa bagian-bagian motor induk yang mengalami kelonggaran akibat getaran mesin lakukan kencangkanlah, - Memeriksa bagian-bagian motor yang akan bergerak apakah terdapat yang kurang baik dan ada yang rusak, - Memerikasa tangki bahan bakar minyak solar dan salurannya, apabila dalam tangki harian tidak cukup tambahkan sesuai dengan kebutuhan, - Periksa minyak pelumas (oli) apakah sudah sesuai dengan yang dicantumkan dalam buku pedoman, - Periksalah pompa-pompa bahan bakar, minyak pelumas, air pendingin serta saluran-saluran pipa, yakinkan bahwa semuanya dalam keadaan baik dan normal - Memeriksa baterai (accu) penyimpanan untuk start motor dan perlengkapannya, - Untuk motor diesel yang menggunakan pendinginan air tawar, maka isilah cooler dengan air bersih, - Periksalah handel kopling apakah pada posisi netral.
·        Menghidupkan motor induk
·        Kegiatan yang dilakukan pada waktu menghidupkan motor induk adalah : - Memeriksa keran (
·        water tap
·        ) saluran bahan bakar dari tangki harian, apabila sudah dalam keadaan terbuka, maka motor induk siap untuk dihidupkan. Langkah selanjutnya dalam menghidupkan motor induk yaitu dengan memutar stopkontak (
·         plug contact 
·        ) agar dapat menghubungkan baterai penyimpanan dengan motor starter dan meletakan handle gas pada posisi kurang lebih setengah dari kecepatan penuh (
·        RPM 
·        ) motor induk, kemudian lakukan start, mesin hidup, kembalikan stopkontak posisi
·        run
·        kemudian atur kecepatan putaran mesin,
·         
·         
·        165
·        - Buka keran pemasukan dan pembuangan air pendingin air laut motor induk, - Setelah motor 
·         runing 
·         operasikan pada putaran sedang hingga rendah tanpa ada beban (
·        stationary 
·        ) selama kurang lebih 5 menit, sampai setiap bagian motor dan air atau minyak pelumas mencapai temperatur kerja yang normal. Kemudian :
·        Ø
·         Perhatikan tekanan minyak pelumas normal antara 2 kg/cm
·        2
·         sampai 4 kg/ cm
·        2
·         
·        Ø
·         Memeriksa air pendingin apakah berjalan dengan normal
·        Ø
·         Memeriksa warna dari gas buang yang dihasilkan oleh kerja motor induk
·        Ø
·         Memeriksa apakah terdapat kebocoran bahan bakar, air pendinginan atau minyak pelumas
·        Mematikan motor induk
·        Dalam mematikan motor induk harus memperhatikan beberapa hal antara lain : - Sebelum motor induk dimatikan, lepaskan beban terlebih dahulu secara perlahan-lahan sampai putaran motor menurun dan mencapai kondisi
·        stasionary 
·        , - Biarkan motor bekerja tanpa beban pada putaran rendah (
·        stationary 
·        ) kira-kira 5 menit, - Hindarkan mematikan motor secara tiba-tiba atau mendadak, - Setelah kondisi temperatur motor induk berkurang kemudian motor induk dimatikan dengan memutar stopkontak (
·         plug contact 
·        ) dari posisi
·        runing 
·         ke posisi
·        off 
·         sehingga motor induk mati, setelah motor induk mati keran-keran bahan bakar dan air pendingin di tutup kembali.
·        B. Perawatan mesin penggerak utama
·        Kegiatan perawatan ini pada dasarnya dilakukan apabila waktu yang telah ditentukan oleh catatan perawatan motor induk tiba pada waktunya. Biasanya kegiatan perawatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan
·        docking 
·         kapal. Namun perawatan tidak mengenal waktu artinya dapat dilakukan setiap saat bila diperlukan. Perawatan mesin induk dibagi menjadi perawatan harian, perawatan berkala. Disini dapat disampaikan beberapa bagian mesin induk dengan sistem perawatannya antara lain :
·        Perawatan 10 jam (harian) : Sistem bahan bakar 
·         : periksa isi bahan bakar pada tangki harian, tambah jika kurang, jika perlu ganti saringan bahan bakar,
·        Sistem pelumasan
·         : periksa isi minyak pelumas jika kurang tambah, jika perlu ganti saringan pelumas, ganti oli karter,
·        Perawatan setiap 60 jam
·         
·         
·        166
·        -
·        Bak minyak pelumas
·         : ganti minyak pelumas, buang minyak dari saringan minyak pelumas dan pendingin minyak pelumas, ganti elemen saringan minyak pelumas -
·        Bak minyak pelumas dan pompa penyemprotan bahan bakar 
·         : periksa dan tambah -
·        Governor (mekanik)
·         : periksa dan tambah -
·        Governor (pnumatik)
·        : periksa dan tambah -
·        Sistem pendingin
·        : saringan minyak pelumas cuci rumah saringan, saringan bahan bakar buang bahan bakar yang tercampur dengan kotoran dan air -
·        Sistem bahan bakar 
·         : tangki bahan bakar periksa dan kuras bebaskan kotoran dan air bersihkan
·        Perawatan setiap 120 jam
·        -
·        Bak minyak pelumas
·         : ganti minyak pelumas, buang minyak dari saringan minyak pelumas dan pendingin minyak pelumas, ganti elemen saringan minyak pelum -
·        Bak minyak pelumas dan pompa penyemprotan bahan bakar 
·         : ganti minyak pelumas -
·        Governor (mekanik)
·         : periksa dan tambah,ganti minyak pelumas -
·        Governor (pnumatik)
·        : lumasi diafragma -
·        Saringan udara (minyak pelumas)
·        : ganti minyak pelumas dan cuci bak minyak -
·        Puli penarik kipas
·        : periksa
·         
·        -
·        Sistem pendingin saringan minyak pelumas
·         : ganti elemen saringan bersamaan pada waktu ganti minyak pelumas atau lampu tanda peringatan tekanan minyak pelumas menyala dan cuci rumah saringan -
·        Pompa pengisi bahan bakar 
·         : bersihkan saringan -
·        Sistem bahan bakar penyemprotan bahan bakar
·        : Periksa tekanan penyemprotan dan kondisi pengabutannya, bersihkan kerak karbon dan kotoran, bersihkan tangki bahan bakar dari air dan kotoran
·        Perawatan 250 jam
·        -
·        Sistem bahan bakar penyemprotan bahan bakar
·        : Periksa tekanan penyemprotan dan kondisi pengabutannya, bersihkan kerak karbon dan kotoran, bersihkan tangki bahan bakar dari air dan kotoran
·        Perawatan 500 jam
·        -
·        Motor starter 
·         : periksa dan bersihkan pada umumnya -
·        Sistem pendingin
·         : cuci bak minyak pelumas dan saringan isap minyak pelumas, pendingin minyak pelumas -
·        Sistem bahan bakar 
·         : cuci tangki bahan bakar
·        Perawatan 1000 jam
·         
·         
·        167
·        -
·        Sistem pendingin
·         : saringan bahan bakar ganti elemen saringan
·        4.2.1.2. Fungsi peralatan penyaringan oli
·        Di dalam sistem pelumasan motor induk dimana pelumas merupakan kebutuhan mesin jika dihidupkan peranannya adalah sangat penting yaitu sebgai pelumas maupun sebagai pendingin dari kerja motor induk. Disetiap komponen motor induk yang bergerak antara satu dengan yang lainnya diperlukan pelumasan, oleh karena begitu pentingnya serta diperlukan dalam kondisi yang bersih maka perlu adanya saringan oli atau pelumas. Oli atau pelumas yang dari pabrik belum tentu bersih sesuai yang diharapkan,oleh sebab itu oli yang akan digunakan perlu disaring maka fungsi saringan oli di dalam tangki harian maupun di dalam motor induk perlu setiap saat diperiksa jika perlu apabila minyak pelumas diganti dalam motor induk , maka untuk saringan/filter oli juga dilakukan penggantian.
·        4.2.1.3. Menggunakan sistem kontrol di atas kapal
·        Kegiatan kerja motor induk (main engine) di kamar mesin dapat dipantau keberadaannya di anjungan kapal (diatas kapal) yang disebut dengan kontrol mesin induk yang meliputi putaran baling, temperatur dan tekanan oli.
·        4.2.1.4. Menghitung bahan bakar dan pelumas A. Bahan bakar solar
·        Minyak solar diperoleh dengan jalan mendestilasikan minyak mentah, tepat sesudah penguapan fraksi bensin dan kerosin. Minyak diesel lebih berat dari minyak gas dan dipakai pada motor diesel putaran rendah. Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (
·        Internal Combustion Engine
·        ) yang beroperasi menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut disemprotkan (diinjeksikan) kedalam silinder yang di dalamnya sudah terdapat udara dengan tekanan dan suhu yang cukup tinggi (600
·        0
·        -700
·        0
·        )sehingga bahan bakar tersebut terbakar secara spontan. Menurut Warsowiwoho (1984), solar atau
·        diesel fuel
·        adalah bahan bakar untuk motor diesel, dimana pembakaran terjadi bukan oleh penyalaan busi tetapi karena tekanan kompresi tinggi. Kualitas solar dinyatakan dengan angka
·        Cetane
·         (
·        Cetane Number 
·        ). Minyak solar diharapkan mempunyai mutu yang dapat memenuhi kinerja motor diesel yaitu : - mudah star - keausan rendah - filter tidak sering ganti
·        You're reading a free preview.
Pages 6 to 54 are not shown in this preview.
·       
·         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar