PENGANTAR KAPAL PERIKANAN
“BAGIAN-BAGIAN KAPAL “
Oleh :
HOTMAIA HARAHAP
1304112011
PEMANFAATAN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014
BAGIAN-BAGIAN
KAPAL
Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang di laut, pada semua daerah yang
mempunyai perairan tertentu. Dengan adanya perbedaan tempat oleh perairan, yang
memiliki sifat dan kedalaman yang berbeda-beda, maka diperlukan sebuah kapal
yang mampu untuk melintasi perairan yang luas. Dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka peranan penggunaan kapal pun ikut berkembang.
Bila dahulu kapal hanya digunakan untuk sarana transportasi laut, maka sekarang
ini kapal digunakan untuk membawa muatan, berperang, mencari minyak,
ekspor/impor dan lain-lainya.
Pada abad ini dan yang akan datang
kapal masih berfungsi sebagai kebutuhan hidup di muka bumi ini, baik langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu diperlukan peranan kapal,. misalnya untuk
mengangkut orang atau barang, penelitian di laut, penambangan minyak dan,
penangkapan ikan serta penambangan mineral lainnya.
Bentuk lambung kapal mempunyai fungsi tertentu yang tergantung, pada tiga
faktor utama, yaitu jenis (macam) kargo yang di bawa, bahan baku kapal, daerah
operasi (pelayaran) kapal.
Pengkhususan terhadap jenis muatan memberi dampak peningkatan efisiensi dan
produktifitas. Karakteristik sebuah kapal akan berpengaruh terhadap konstruksi
kapal tersebut. Berkaitan dengan konstruksi kapal tersebut sangat erat hubungan
antara susunan kerangka utama dengan pelat-pelat kulit kapal sebagai
konstruksi.
Kapal general
cargo secara garis besar dibagi dalam beberapa bagian. Pertama
lambung kapal (Hull) memiliki ruang
kamar mesin, ruangan cargo lazimnya disebut palka. Kapal diharuskan memiliki alas ganda (double bottom). Hal ini akan
menguntungkan karena bila terjadi kandas, cargo akan tetap selamat disamping
itu berguna pula untuk tempat menyimpan bahan bakar serta ballast. Kedua
bangunan atas/rumah geladak (out fitting)
dimana fungsi utamanya digunakan sebagai tempat tinggal perwira kapal dan ABK.
Semua konstruksi tersebut diatur dalam ketentuan badan
pengklasifikasian kapal.
1.
Pembagian Lambung Kapal (Hull)
Badan
kapal biasanya panjang dan simetris terhadap bidang tengah memanjang kapal.
Kapal pada umumnya di bagian tengah berbentuk persegi panjang dengan kedua
sudut dibawahnya dibulatkan. Di haluan dan buritan bentuknya mendekati huruf V
(fi). Bagian depan disebut haluan,
bagian belakang disebut buritan,
bagian bawah disebut alas (keel), dan kedua dinding disamping disebut lambung. Alas bersama lambung kiri dan kanan disebut kulit luar. Kulit luar yang berada di
atas permukaan air atau jarak vertikal seluruh lambung kapal yang diukur dari
tepi deck ke garis muat disebut lambung timbul (free board).
Kulit kapal baja masing-masing pelatnya dapat dihubungkan dengan cara las.
Bagian-bagian yang termasuk lambung kapal adalah:
Dasar Berganda
Dasar berganda (Double Bottom) adalah dasar yang rangkap dua.
Sebelah luar alas kapal dan sebelah dalam alas dalam (Top Tank) digunakan untuk :
1.
Mempertinggi keselamatan kapal di dalam pelayaran bila terjadi kerusakan pada
dasar kapal.
2. Sebagai tempat “air ballast” bila kapal berlayar
tanpa muatan.
3. Sebagai tempat penyimpanan bahan bakar, minyak
pelumas dan air tawar.
4. Dengan diisinya ruang dasar berganda dengan muatan cair dapat
memperbaiki stabilitas.
Gambar 1.
Dasar ganda kapal
Ruang Pemisah (Cofferdam)
Ruangan yang terdapat pada dasar
berganda untuk memisahkan tangki-tangki yang diisi dengan cairan yang berbeda
jenis.
Gambar 2.
Cofferdam
Sekat Kedap Air (Bulk Head)
Sekat kedap air berguna untuk :
-
Membagi kapal atas beberapa bagian (kompertment) yang kedap air,
-
Menambah kekuatan melintang kapal,
-
Mencegah atau membatasi menjalarnya api apabila terjadi kebakaran dan air
apabila terjadi kebocoran pada salah satu ruangan.
Ada 2 (dua) macam sekat kedap air
yaitu :
1.Sekat Kedap Air Melintang
(Transversal Bulk Head)
2. Sekat Kedap Air Memanjang
(Longitudinal Bulk Head)
Banyaknya sekat kedap air melintang
yang harus dipasang menurut ketentuan Solas
adalah :
2.1 Satu buah sekat tubrukan
(Collision Bulk Head)
2.2 Satu buah sekat kedap air kamar
mesin bagian depan
2.3 Satu buah sekat kedap air kamar
mesin bagian belakang
2.4 Satu buah sekat kedap air
belakang (After Peak Bulk Head)
Gambar 3.
Sekat melintang kapal
Tangki Ceruk (Peak Tank)
Tangki Ceruk ada 2 macam antara
lain: Ceruk Haluan (Fore Peak Tank),
yaitu tangki yang dibatasi bagian depan oleh linggi haluan. Ceruk haluan
dipergunakan untuk tangki ballas atau bak rantai jangkar. Ceruk Buritan (After Peak Tank) yaitu, tangki yang
dibatasi oleh linggi buritan dan dinding sekat kedap air belakang. Ceruk
buritan digunakan sebagai tangki air ballast.
Gambar 4.
Tangki ceruk
Linggi
Badan kapal dilengkapi oleh bagian
depan dengan linggi haluan (Stem) dan bagian belakang dengan linggi buritan
(Stern Post) yang merupakan ujung-ujung yang kokoh untuk suatu kapal.
Linggi Haluan (Stem)
Linggi haluan merupakan tempat untuk
menempelkan pelaut kulit dan juga penguat utama di bagian ujung depan kapal.
Seperti telah diterangkan di atas, linggi batang dipasang dari lunas sampai
garis air muat dan ke atas dilanjutkan dengan konstruksi linggi pelat. Ada
beberapa bentuk linggi haluan yang kita ketahui yaitu :
Gambar 5. Bentuk linggi haluan
Keterangan :
a.1. Linggi tegak (Vertical Stem)
a.2. Linggi condong (Racked Stem)
a.3. Linggi bulba (Bulb Stem)
a.4. Linggi Maier (Maier Stem)
a.5. Linggi Gunting (Clipper Stem)
a.6. Linggi Pemecah Es (Ice Breaker Stem)
Gambar 6.
Konstruksi linggi haluan
Linggi Buritan (Stern Post)
Konstruksi linggi buritan adalah
bagian konstruksi kapal yang merupakan kelanjutan lunas kapal. Bagian linggi
ini harus diperbesar atau diberi boss pada bagian yang ditembus oleh poros
baling-baling, terutama pada kapal-kapal yang berbaling-baling tunggal atau
berbaling-baling tiga. Pada umumnya linggi buritan dibentuk dari batang pejal, pelat, dan baja tempa atau baja tuang. Ada beberapa bentuk linggi buritan
antara lain:
Keterangan :
b.1. Bentuk Eliptik.
b.2. Bentuk Jelajah (Cruiser) dengan
kemudi imbang.
b.3. Bentuk Jelajah (Cruiser) dengan
kemudi gantung.
b.4. Bentuk Balok Lintang (Transom)
Kapal-kapal biasanya mempunyai
konstruksi linggi buritan yang terbuat dari pelat-pelat dan profil-profil yang
diikat dengan las lasan, sedangkan untuk kapal besar berbaling baling tunggal
atau berbaling-baling tiga mempunyai konstruksi linggi buritan yang dibuat dari
bahan baja tuang yang dilas. Dengan pemakaian baja tuang, diharapkan konstruksi
liggi buritan dapat dibagi menjadi dua atau tiga bagian baja tuang yang akan
dilas digalangan. Hal tersebut juga untuk mendapatkan bentuk linggi yang cukup
baik. Pada kapal yang menggunakan jenis kemudi meletak tanpa balansir, linggi
buritan terdiri atas dua bagian. Bagian tersebut ialah linggi kemudi dan linggi
baling-baling. Linggi kemudi juga dapat dibuat dari baja tuang dengan diberi
penegar-penegar melintang dari pelat. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan
kekuatan yang cukup, akibat tekanan melintang kemudi pada saat diputar ke kiri
atau ke kanan.
Gambar 8. Konstruksi Bagian Belakang dengan LinggiKemudi
Kemudi
Kemudi berfungsi untuk mengolah
gerak kapal. Untuk menggerakkan daun kemudi yang berada di bawah permukaan air,
dipergunakan mesin kemudi yang dihubungkan dengan poros kemudi pada ruang mesin
kemudi. Mesin kemudi dapat dioperasikan dari ruang nahkoda yang berada di
anjungan. Daun kemudi pada awalnya dibuat dari pelat tunggal dan
penegar-penegar yang dikeling pada bagian sisi pelat. Jenis kemudi ini sekarang
sudah diganti dengan bentuk kemudi pelat ganda, terutama pada kapal-kapal yang
berukuran relative besar. Kemudi pelat ganda terdiri atas lembaran pelat ganda
dan didalamnya berongga, sehingga membentuk suatu garis aliran yang baik (streamline),yang bentuk penampangnya seperti sayap (foil).
Ada bermacam-macam bentuk dan jenis daun kemudi antara lain :
Ditinjau dari letak daun kemudi
terhadap poros, kemudi dapat
dibedakan atas:
a. Kemudi biasa, yaitu kemudi yang
mempunyai luas daun kemudi yang terletak dibelakang sumbu putar kemudi (Gambar
a).
b. Kemudi balansir, yaitu jenis
kemudi yang mempunyai luas daun yang terbagi atas dua bagian, didepan dan
dibelakang sumbu putar kemudi (Gambar b).
c. Kemudi setengah balansir, yaitu
jenis kemudi yang bagian atas termasuk kemudi biasa, tetapi bagian bawah
merupakan kemudi balansir. Kemudi bagian bawah dan atas tetap merupakan satu
bagian (Gambar c). Kalau ditinjau dari penempatannya, daun kemudi dibedakan
menjadi:
a. Kemudi meletak, yaitu kemudi yang
sebagian besar bebannya ditumpu oleh sepatu kemudi (Gambar a dan b)
b. Kemudi menggantung, yaitu kemudi
yang sebagian besar bebannya disangga oleh bantalan-bantalan kemudi digeladak
(Gambar d)
c. Kemudi setengah menggantung,
yaitu kemudi yang bebannya disangga oleh bantalan-bantalan pada tanduk kemudi
(Gambar c dan e).
Gambar 9. Bentuk dan jenis kemudi
Kamar mesin
Kamar mesin adalah kompartemen yang
sangat penting pada sebuah kapal. Di tempat inilah terdapat mesin penggerak
kapal yang biasanya dinamakan mesin induk atau mesin utama. Di kamar mesin pula
terletak sumber tenaga untuk membangkitkan listrik yang berupa generator
listrik, pompa-pompa, dan bermacam-macam peralatan kerja yang menunjang
pengoperasian kapal. Konstruksi kamar mesin dibuat khusus karena adanya
beban-beban tambahan yang bersifat tetap, seperti berputarnya mesin utama dan
mesin lainnya.
Gambar 10.
Konstruksi kamar mesin dibelakang
Keterangan gambar:
1. Mesin utama
2. Generator
3. Wrang kamar mesin
4. Tangki pelumas cadangan
5. Poros antara
6. Poros baling-baling
7. Baling-baling
8. Kemudi
9. Tangki air tawar
10. Cerobong asap
2.
Geladak (Deck)
Lapisan yang
menghubungkan bagian atas kapal disebut deck
atau geladak. Geladak
ditopang oleh balok geladak. Geladak dibuat tidak datar, akan tetapi melengkung ke arah melintang yang
disebut cembung geladak atau camber dan
mendukung ke arah memanjang disebut
lengkung geladak atau gaing.
Geladak paling atas yang menerus sepanjang
kapal disebut gladak utama (main deck).
Bangunan atas bagian belakang yang ada di kapal disebut kimbul. Lebar
kimbul biasanya selebar kapal dan terletak pada geladak kekuatan bagian
belakang atau buritan kapal. Peletakan dan bagian bagian kimbul diperlihatkan
pada gambar berikut.
Gambar 11. Bangunan atas bagian belakang
Keterangan gambar:
1. Bangunan atas belakang 8. Ruang muat
2. Bangunan atas 9. Geladak utama
3. Bangunan atas 10. Geladak kimbul
4. Rumah geladak 11. Geladak jembatan
5. rumah geladak 12. Geladak
6. Ceruk buritan 13. Geladak navigasi
7. Kamar mesin
Bangunan atas yang terletak di bagian depan disebut akil. Peletakan akil
diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambar 12. Bangunan atas bagian depan
Keterangan gambar:
1. Geladak akil 4. Bak rantai
2. Geladak utama 5. Ceruk haluan
3. Akil 6. Ruang muat
Akil juga merupakan penerusan ke
atas dari pelat kulit pada bagian depan kapal.Dengan adanya bangunan atas
tersebut akan mengurangi masuknya air laut pada saat kapal bergerak maju.
Ruangan pada akil digunakan untuk pergudangan, terutama untuk fasilitas
peralatan pelayaran seperti tali-temali. Di bawah ini diperlihatkan susunan
peralatan pada geladak akil.
Gambar 13. Susunan peralatan pada geladak akil
Keterangan gambar :
1. Mesin jangkar 6. Jangkar
2. Bolder 7. Pagar pada geladak
utama
3. Ventilasi 8. Pagar pada geladak
akil
4. Fair lead 9. Geladak akil
5. Geladak utama 10. Penahan rantai
Geladak akil ada juga yang dilapisi
kayu,sehingga pelat geladak terlindung
dari cuaca. Rumah geladak adalah banguan di atas geladak kekuatan yang
diletakkan di luar 0,4 L bagian tengah kapal atau yang mempunyai panjang lebih
kecil dari 0,2 L atau 15 m dan sisi-sisi tidak selebar kapal. Pada umunya rumah
geladak diletakkan di atas bangunan atas, baik di depan atau di tengah kapal.
Rumah geladak yang teratas dipakai untuk ruangan kemudi, ruang peta, dan ruang
komunikasi radio. Selama pelayaran, kapal dikendalikan dari ruangan ini. Di
atas geladak kimbul diletakkan rumah geladak yang sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 14.
Rumah geladak
Keterangan gambar:
1. geladak uatama
2. Rumah geladak
3. Ruang kemudi
4. Cerobong asap
Olah Gerak Kapal
Berlabuh jangkar dengan
rantai jangkar 3 segel diair = posisi kapal berlabuh jangkar dimana
segel ketiga pada rantai jangkar berada dibawah permukaan air dan jangkar dalam
keadaan makan
Fungsi jangkar selain
berlabuh jangkar :
- Ø Membantu olah gerak kapal sewaktu sandar dan lepas sandar
- Ø Untuk membantu olah gerak kapal mundur agar haluan tetap bergerak lurus
- Ø Untuk mengurangi akibat terjadinya tubrukan
- Ø Untuk berputar si perairan yang sempit
- Ø Untuk mengetahui apah jangkar yang sudah diletgo makn atau tidak
Pertimbangan
pertimbangan untuk berlabuh jangkar dengan baik :
- Ø Tempat berlabuh sesuai dengan sarat kapal
- Ø Tempat belabuh cukup untuk berputar kapal
- Ø Tempat berlabuh jauh dari bahaya navigasi
- Ø Transportasi lancar
- Ø Komunikasi tidak terganggu
Hubungan antara panjang
rantai jangkar yang diarea dengan dalamnya laut adalah 1 : 3 artinya,
1 meter kedalaman perairan maka rantai jangkar yang diarea 3 meter. Semakin
dalam sebuah perairan, maka perbandingan rantai yang diarea semakin kecil.
Jangkar makan
bila kondisi berlabuh jangkar, dimana jangkar yang diletgo telah mengait
pada dasar perairan, dan dapat menahn berat kapal beserta isinya walaupun dapat
pengaruh arus dan angin
Jangkar menggaruk
bila kondisi berlabuh jangkar dimana jangkar yang diletgo tidak mengait pada
dasar perairan, dan tidak dapat menahan kapal beserta isinya.
Pertimbangan dalam
menentukan panjang rantai jangkar yang akan digunakan untuk berlabuh, panjang
rantai harus disesuaikan dengan :
- Ø Keadaan perairan
- Ø Jenis dasar perairan
- Ø Lama berlabuh
- Ø Tujuan berlabuh
- Ø Sesuai dengan kedalaman air
Olah gerak berlabuh
jangkar di perairan dangkal :
- Ø Dekati tempat berlabuh dengan kecepatan seperlunya, usahakan melawan arus
- Ø Setelah jarak dengan tempat berlabuh kira-kira 4-5x panjang kapal, mesin stop sehingga kapal dapat mendekati tempat berlabuh dengan sisa laju
- Ø Setelah tiba ditempat yang tepat, untuk mengurangi sisa laju maju, mesin mudur seperlunya
- Ø Setelah kapal mulai bergerak mudur, letgo jangkar yang berada diatas angin
- Ø Haria rantai jangkar sesuai keperluan, dan apabila rantai jangkar dari kendor kemudian kencang dan kembali mengendor lagi pertanda jangkar telah mengait dasar laut (makan)
Faktor yang mempengaruhi
olah gerak kapal :
- Bentuk kapal : perbandingan antara panjang dan lebar kapal sangat mempengaruhi olah gerak kapal terutama untuk berputar. kapal yang pendek umumnya lebih muidah berbelok dibanding dengan kapal yang lebih panjang.
- Jenis dan kekutan tenaga penggerak : masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri sendiri, akan tetapi mesin diesel sangat menguntungkan dan mempunyai kelebihan dibandingkan mesin torak dan mesin uap
- Jumlah dan macam letak baling baling : kapal dengn baling baling ganda akan lebih mudah mengolah gerak dibanding kapal yang berbaling baling tunggal
- Teritip : kulit kapal yang tebal teritipnya akn memperbesar tahanan akbibatnya, akn mempengaruhi kecepatn dn kemampuan olah gerak disebabkan karena semakin tebal teritip yng menempel pad kulit kapal maka semakin besar pula gaya gesekan yang timbul
- Keadaan pemuatan : kapal yang bemuatan penuh kan lebih bik kemampuan olah geraknya, dibanding kapal kosong., karena hal ini sngat erat terhadap keberadaan trim kapal (trim by head, trim by stern)
- Ø Kedalaman air : Faktor ini akan menimbulakan gejala penyerapan atau penghisapan bahkan kemungkina kapal sukar untuk dikemudikan
- Ø Jarak antar kapal : Apabila jarak kapal terlalu dekat, maka dapat menimbulkan gaya penghisapan, bahkan bukan tidak mungkin terjadi apabila dua kapal sedang berlayar dengan jarak yang cukup dekat, akan terjadi tubrukan
- Ø Ombak/gelombang: ombak dari depan, kapal akan mengangguk, ombak dari samping kapal akan oleng
- Ø Arus : arus pada dasaranya mempengaruhi keseluruhan badan kapal, akan tetapi kapal yang sarat besar, pengaruh arusnya lebih besar dibanding dengan kapal kosong
- Ø Angin : angin sangat berpengaruh terhadap olah gerak kapal,terutama bagi kapal, yang mempunyai lambung tinggi, ataupun kpal yang dlam keadaan kosong.
Informasi yang perlukan
pandu dari nahkoda :
- Sarat kapal
- Panjang kapal
- Jenis muatan
- Arah putaran baling baling
- Posisi telegraf
- Pelabuhan asal/pelabuhan tujuan
- Nama keagenan setempat
- Nama perusahaan pelayaran
Informasi yang
diperlukan nahkoda dari pandu :
- Kondisi alur pelayaran
- Sarana bantu navigasi perairan setempat
- Kondisi lalu lintas
- Tempat berlabuh
- Tempat sandar
Aba aba kemudi
- Kanan 5 , 10, 15, 20, 25, 30
- Kiri 5 , 10, 15, 20, 25, 30
Aba aba telegraf mesin
- Dead slow a head ( maju pelan sekali)
- Dead half a head ( maju pelan)
- Dead full a head ( maju penuh)
- Dead slow astern ( mundur pelan)
- Dead half astern ( mundur setengah)
- Dead full astern ( mundur penuh)
- Stop by enginee ( mesin stop)
- Finish with enginee ( matikan mesin)
- Full away
Stand by engine
: kondisi dari pada mesin kapal yang siap untuk melakukan olah gerak, dimana
biasanya posisi telegraf pada posisi stand by
Starboard twenty
: perintah kemudi dari nahkoda/mualim jaga kepada juru mudi, untuk
menyimpangkan kemudi kekanan 20 º
Single up foreward and
aft : buka satu tali dari haluan dan buritan yang tujuannya untuk
perhatian kepada ABK yang betugas dihaluan dan buritan bahwa kapal telah siap
untuk melakukan olah gerak lepas sandar
Let go all lines
: perintah untuk ABK yang bertugas di haluan dan buritan untuk melepas semua
tali yang mengikat kapal di dermaga
Full away :
perintah nahkoda untuk penggunaan mesin secara penuh dengan pertimbangan kapal
telah melewati alur, traffic atau bahaya navigasi, sehingga kapal dianggap aman
untuk menggunakan mesin secara penuh
Hard port :
perintah aba aba kemudi dari nahkoda/mualim jaga untuk menyimpangkan kemudi
kekiri penuh (35º)
Master command and pilot
advice : keberadaan pandu diatas kapal hanya sebagai penasehat
nahkoda, sedangkan tanggung jawab penuh ditangan nahkoda.
UKC = Jarak tegak kapal
yang diukur dari lunas kapal sampai dasar perairan.
NUC = Kondisi daripada
kapal tidak dapat dikendalikanm, diakibatkan kerusakan sehingga terganggu olah
gerak
Jarak henti = jarak kapal
dari maju penuh, yang diukur dari mesin stop, kemudian mesin mundur smpai kapal
berhenti kecepatannya terhadap air
Kisar baling baling =
selisih jarak tempuh antara putaran baling baling dengan jarak yang sebenarnya
- Tali tross depan : untuk merapatkan badan kapal bagian depan, dan menahan kapal agar tidak bergerak mundur.
- Tali melintang depan : untuk menahan kapal bagian haluan agar tidak renggang dari dermaga
- Spring depan : menahan kapal agar tidak bergerak maju
- Spring belakang : menahan kapal agar tidak bergerak mundur
- Tali melintang belakang : untuk menahan buritan kapal agar tidak renggang dari dermaga
- Tross belakang : untuk merapatkan badan kapal bagian buritan danmenahan kapal agar tidak bergerak maju
Keuntungan baling baling
ganda dibanding baling baling tunggal
- Kapasitas kerja lebih besar
- Kapal lebih laju
- Mudah diolah gerak
- Bagian poros baling baling kecil sehingga mudah untuk disimpan
- Apabila kemudi rusak kapal masih dapat dikendalikan
Kerugian baling baling
ganda dibanding baling baling tunggal
- Biaya perawatan mahal
- Banyak memakan ruang kamar mesin
- Memerlukan pemeliharaan yang khusus
- Kemungkinan terbelit tross buritan lebih besar
5 percobaan olah gerak
kapal turun dari dock :
- Ø Steering gear test
- Ø Anchor gear test
- Ø Zigzag manouvering test
- Ø Chrest stopping test
- Ø Turning circle test
Fungsi dari Lingkaran
putar :
TRANSFER
HANYUT
PIVOTING
POINT
- Ø Untuk berputar pada perairan yang sempit
- Ø Untuk menghindari bahaya navigasi yang tiba tiba muncul didepan haluan
- Ø Sebagai whell over point saat belok
- Ø Salah satu metode olah gerak untuk menolong orang jatuh kelaut
Situasi kapal saling
berhadapan pada alur pelayaran sempit
A
B
- Ø Kapal A melakukan komunikasi dengan kapal B
- Ø Kapal A mempertahankan kecepatan untuk melewati tikungan terlebih dahulu, karena kecepatan kapal A mengikuti arus
- Ø Kapal B, stop mesin atau berhenti dari kecepatannya untuk memberikan jalan kapal A melewati tikungan terlebih dahulu, karena kapal B melawan arus
Kapal sandar kiri
- Ø Dekati dermaga dengan kecepatan seperlunya dan melawan arus
- Ø Setelah tiba ditempat yang diperkirakan akan berjarak 4-5 x panjang kapal, stop dan arahkan haluan kapal membentuk sudut lancip terhadap dermaga
- Ø Tiba diposisi 1, mesin mundur seperlunya, kemudi tengah tengah, sehingga kapal tiba diposisi 2
- Ø Kirim tross depan kedermaga untuk mendekatkan buritan, mesin mudur seperlunya, maka kapal tiba diposisi 3
- Ø Pada posisi 3 kirim tross buritan kedermaga, hibob secara bergantian, sehingga kapal merapat kedermaga seperti pada posisi 4
Mengambil belokan dengan
menurut arus : apabila berlayar lebih dekat pada sisi belokan sebelah
dalam selama sarat dan dalam airnya mengijinkan bahwa gerakan membeloknya
kapal dibantu oleh arus bila arus itu kuat maka pada waktu menikuti belokan
sisi luar maka buritan akan kena dasar disebabkan berputarnya akan terlalu
cepat.
* Melayari
tikungan sungai yang tajam. Pada posisi (1) kapal sedapat mungkin keadaan
ber-henti kemudian mesin menuju penuh kemudi cikar kanan. Kapal akan berada
di pos (2) dan (3) bila pada pos (3) dirasa kapal kurang mem-belok ke kanan
maka mesin dimundurkan dan kemudi kiri sehingga kapal tiba pada pos (4) cukup
maju terus.
|
Kapal sandar kanan
- Ø Datang dengan kecepatan secukupnya, usahakan melawan aru dan sejajar dengan dermaga
- Ø Mesin stand by dan jangkar kiri siap di letgo
- Ø Setelah kapal tiba pada posisi 4-5x panjang kapal jarak dengan dermaga, mesin stp
- Ø Kapal mendekati dermaga dengan sisa laju tiba pada posisi 1, mesin mundur seperlunya, sehingga kapal tiba pada posisi 2, kirimtali tross depan kedermaga dengan tali buangan
- Ø Sambil tross dihibob, mesin maju sepenuhnya, dengan kemudi kiri sehingga kapal mendekati dermaga
- Ø Kirim tross belakang kedermaga pada posisi 3 dan hibob secara bergantian hingga kapal merapay didermaga seperti posisi 4
Kapal sandar kiri dengan
angin dari laut
- Ø Stand by jangkar kanan untuk diletgo
- Ø Dekati tempat berlabuh dengan kecepatan seperlunya
- Ø Apabila jarak kapal dengan dermaga 4-5x panjang kapal, pada posisi 2 mesin stop sehingga kapal mendekati dermaga dengan sisa laju yang ada
- Ø Tiba pada posisi 3 berjarak 1x panjang kapal kedermaga, jangkar kanan di letgo dan atu rantai sedemikian rupa sehingga kapal mendekati dermaga dengan cukup perlahan, karena dorongan angin dari laut
- Ø Tiba pada posisi 4 jika jarak dengan dermaga cukup dekat, kirim tross haluan kedermaga dan diikat didemaga
- Ø Untuk memperdekat buritan kedermaga bantu dengan mesin mudur, dan setelah jarak dengan dermaga cukup dekat kirim tross buritan kedermaga
- Ø Apabila tross buritan telah diikat, hibob secara bergantian antara tross depan dengan tross belakang, atur kekecangan rantai jangkar hingga kapal dapat merapat didermaga dengan aman
- Ø Pada posisi 5 kirim tali tali yang lain ke dermaga untuk keamanan kapal sandar.
·
·
·
164 4.2.1.1. Mengoperasikan dan merawat mesin penggerak utama
·
Operasional motor adalah suatu
usaha yang dilakukan untuk mengoperasikan dan menjalankan
mesin secara baik dan benar agar dalam
pengoperasian tidak terjadi kesulitan dan kerusakan yang terjadi akibat dari
kesalahan prosedur pengoperasian motor induk. Oleh karena itu dalam
pengoperasian motor induk harus mengetahui spesifikasi dan bagian-bagian motor
induk tersebut.
·
A. Mengoperasikan mesin
penggerak utama
·
Dalam mengoperasikan motor
diesel harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
·
Persiapan sebelum mengoperasikan
motor
·
Persiapan yang perlu
diperhatikan sebelum menjalankan motor induk meliputi : - Memeriksa bagian-bagian motor induk yang mengalami kelonggaran akibat getaran mesin lakukan kencangkanlah, - Memeriksa
bagian-bagian motor yang akan bergerak apakah terdapat yang kurang baik dan ada
yang rusak, - Memerikasa tangki bahan bakar minyak solar dan salurannya,
apabila dalam tangki harian tidak cukup tambahkan sesuai dengan kebutuhan, - Periksa minyak pelumas (oli)
apakah sudah sesuai dengan yang dicantumkan dalam buku pedoman, - Periksalah pompa-pompa
bahan bakar, minyak pelumas, air pendingin
serta saluran-saluran pipa, yakinkan bahwa semuanya dalam keadaan baik dan
normal - Memeriksa baterai (accu) penyimpanan untuk start motor dan perlengkapannya, - Untuk motor diesel yang
menggunakan pendinginan air tawar, maka isilah cooler dengan air bersih, -
Periksalah handel kopling apakah pada posisi netral.
·
Menghidupkan motor induk
·
Kegiatan yang dilakukan pada
waktu menghidupkan motor induk adalah : - Memeriksa keran (
·
water tap
·
) saluran bahan bakar dari
tangki harian, apabila sudah dalam keadaan terbuka, maka motor induk siap untuk dihidupkan. Langkah selanjutnya dalam menghidupkan motor induk yaitu dengan memutar stopkontak (
·
plug contact
·
) agar dapat menghubungkan
baterai penyimpanan dengan motor starter dan meletakan handle gas pada posisi
kurang lebih setengah dari kecepatan penuh (
·
RPM
·
) motor induk, kemudian lakukan
start, mesin hidup, kembalikan stopkontak posisi
·
run
·
kemudian atur kecepatan putaran
mesin,
·
·
·
165
·
- Buka keran pemasukan dan
pembuangan air pendingin air laut motor induk, - Setelah
motor
·
runing
·
operasikan pada putaran
sedang hingga rendah tanpa ada beban (
·
stationary
·
) selama kurang lebih 5 menit, sampai setiap bagian motor dan air atau minyak pelumas mencapai temperatur
kerja yang normal. Kemudian :
·
Ø
·
Perhatikan tekanan minyak
pelumas normal antara 2 kg/cm
·
2
·
sampai 4 kg/
cm
·
2
·
·
Ø
·
Memeriksa air pendingin
apakah berjalan dengan normal
·
Ø
·
Memeriksa warna dari gas
buang yang dihasilkan oleh kerja motor induk
·
Ø
·
Memeriksa apakah terdapat
kebocoran bahan bakar, air pendinginan atau minyak pelumas
·
Mematikan motor induk
·
Dalam mematikan motor induk
harus memperhatikan beberapa hal antara lain : - Sebelum motor induk dimatikan,
lepaskan beban terlebih dahulu secara perlahan-lahan sampai putaran motor
menurun dan mencapai kondisi
·
stasionary
·
, - Biarkan motor
bekerja tanpa beban pada putaran rendah (
·
stationary
·
) kira-kira 5 menit, - Hindarkan mematikan motor secara tiba-tiba atau mendadak, - Setelah
kondisi temperatur motor induk berkurang kemudian motor induk dimatikan dengan
memutar stopkontak (
·
plug contact
·
) dari posisi
·
runing
·
ke posisi
·
off
·
sehingga motor induk mati,
setelah motor induk mati keran-keran bahan bakar dan air
pendingin di tutup kembali.
·
B. Perawatan mesin penggerak
utama
·
Kegiatan perawatan ini pada
dasarnya dilakukan apabila waktu yang telah
ditentukan oleh catatan perawatan motor induk tiba pada waktunya. Biasanya kegiatan perawatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan
·
docking
·
kapal. Namun perawatan
tidak mengenal waktu artinya dapat dilakukan
setiap saat bila diperlukan. Perawatan mesin induk dibagi menjadi perawatan harian, perawatan berkala. Disini dapat disampaikan beberapa bagian mesin induk dengan sistem perawatannya antara lain :
·
Perawatan 10 jam (harian) :
Sistem bahan bakar
·
: periksa isi bahan bakar
pada tangki harian, tambah jika kurang, jika perlu ganti saringan bahan bakar,
·
Sistem pelumasan
·
: periksa isi minyak
pelumas jika kurang tambah, jika perlu ganti saringan pelumas, ganti oli
karter,
·
Perawatan setiap 60 jam
·
·
·
166
·
-
·
Bak minyak pelumas
·
: ganti minyak pelumas,
buang minyak dari saringan minyak pelumas dan pendingin minyak pelumas, ganti
elemen saringan minyak pelumas -
·
Bak minyak pelumas dan pompa penyemprotan
bahan bakar
·
: periksa
dan tambah -
·
Governor (mekanik)
·
: periksa dan tambah -
·
Governor (pnumatik)
·
: periksa dan tambah -
·
Sistem pendingin
·
: saringan minyak pelumas cuci
rumah saringan, saringan bahan bakar buang bahan bakar yang tercampur dengan kotoran dan air -
·
Sistem bahan bakar
·
: tangki bahan bakar
periksa dan kuras bebaskan kotoran dan air
bersihkan
·
Perawatan setiap 120 jam
·
-
·
Bak minyak pelumas
·
: ganti minyak pelumas,
buang minyak dari saringan minyak pelumas dan pendingin minyak pelumas, ganti
elemen saringan minyak pelum -
·
Bak minyak pelumas dan pompa
penyemprotan bahan bakar
·
: ganti
minyak pelumas -
·
Governor (mekanik)
·
: periksa dan tambah,ganti
minyak pelumas -
·
Governor (pnumatik)
·
: lumasi diafragma -
·
Saringan udara (minyak pelumas)
·
: ganti minyak pelumas dan cuci bak minyak -
·
Puli penarik kipas
·
: periksa
·
·
-
·
Sistem pendingin saringan
minyak pelumas
·
: ganti elemen saringan bersamaan pada waktu ganti minyak pelumas atau lampu tanda peringatan tekanan minyak pelumas menyala dan cuci rumah saringan -
·
Pompa pengisi bahan bakar
·
: bersihkan saringan -
·
Sistem bahan bakar penyemprotan
bahan bakar
·
: Periksa tekanan penyemprotan
dan kondisi pengabutannya, bersihkan kerak karbon dan kotoran, bersihkan tangki bahan bakar dari air dan kotoran
·
Perawatan 250 jam
·
-
·
Sistem bahan bakar penyemprotan
bahan bakar
·
: Periksa tekanan penyemprotan
dan kondisi pengabutannya, bersihkan kerak karbon dan kotoran, bersihkan tangki bahan bakar dari air dan kotoran
·
Perawatan 500 jam
·
-
·
Motor starter
·
: periksa dan bersihkan
pada umumnya -
·
Sistem pendingin
·
: cuci bak minyak pelumas
dan saringan isap minyak pelumas, pendingin minyak pelumas -
·
Sistem bahan bakar
·
: cuci tangki bahan bakar
·
Perawatan 1000 jam
·
·
·
167
·
-
·
Sistem pendingin
·
: saringan bahan bakar
ganti elemen saringan
·
4.2.1.2. Fungsi peralatan
penyaringan oli
·
Di dalam sistem pelumasan motor
induk dimana pelumas merupakan kebutuhan mesin jika dihidupkan peranannya
adalah sangat penting yaitu sebgai pelumas maupun sebagai pendingin dari kerja
motor induk. Disetiap komponen motor induk yang bergerak antara satu dengan
yang lainnya diperlukan pelumasan, oleh karena begitu pentingnya serta
diperlukan dalam kondisi yang bersih maka perlu adanya saringan oli atau
pelumas. Oli atau pelumas yang dari pabrik belum tentu
bersih sesuai yang diharapkan,oleh sebab itu oli
yang akan digunakan perlu disaring maka fungsi
saringan oli di dalam tangki harian maupun di dalam motor induk perlu setiap saat diperiksa jika perlu apabila minyak pelumas diganti dalam
motor induk , maka untuk saringan/filter oli juga dilakukan penggantian.
·
4.2.1.3. Menggunakan sistem
kontrol di atas kapal
·
Kegiatan kerja motor induk (main
engine) di kamar mesin dapat dipantau keberadaannya
di anjungan kapal (diatas kapal) yang disebut dengan kontrol mesin induk yang meliputi putaran baling, temperatur dan tekanan oli.
·
4.2.1.4. Menghitung bahan bakar
dan pelumas A. Bahan bakar solar
·
Minyak solar diperoleh dengan
jalan mendestilasikan minyak mentah, tepat sesudah penguapan fraksi bensin dan
kerosin. Minyak diesel lebih berat dari minyak gas dan dipakai pada motor
diesel putaran rendah. Motor diesel adalah motor
pembakaran dalam (
·
Internal Combustion Engine
·
) yang beroperasi menggunakan
minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan
suatu prinsip bahan bakar tersebut disemprotkan
(diinjeksikan) kedalam silinder yang di dalamnya sudah terdapat udara dengan tekanan dan suhu yang cukup tinggi (600
·
0
·
-700
·
0
·
)sehingga bahan bakar tersebut
terbakar secara spontan. Menurut Warsowiwoho (1984), solar atau
·
diesel fuel
·
adalah bahan bakar untuk motor
diesel, dimana pembakaran terjadi bukan oleh penyalaan busi tetapi karena
tekanan kompresi tinggi. Kualitas solar dinyatakan dengan angka
·
Cetane
·
(
·
Cetane Number
·
). Minyak solar diharapkan
mempunyai mutu yang dapat memenuhi kinerja motor diesel yaitu : - mudah star - keausan rendah - filter tidak sering ganti
·
You're reading a free preview.
Pages 6 to 54 are not shown in this preview.
Pages 6 to 54 are not shown in this preview.
·
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar